Friday, January 4, 2013

I think . . But nothing nethink

Mungkin tentang "tak persamaan" yg pernah kita jadikan bahan candaan adalah suatu kebenaran dari tarikan garis lurus tentang kesimpulan.
Kau?
Taukah arti dari sebenar-benarnya keperdulian?
Dan harus berkali-kali ku lakukan percobaan agar sebuah keperdulian yg bernada kritikan tak kau salah artikan.
Aku?
Mengerti, bahkan kurasa terlalu. . .
Hingga lebih dulu menyapamu dalam sebuah diam ku urungkan, lekaskah dapat kau sadari "hati tak pernah berniat mengusik sepimu yg kau agung-agungkan"
Dan?
Ketika hati bukanlah pernyataan yg berpendapatkan kerinduan atau selebihnya, itu karna tertohok! Masalah-masalah yg berantakan dan kau yg enggan menyampahkannya padaku!
Tapi apa masih bisa berpura-pura kuat? Sementara ada penampung lain tempat kau menyampaikan "whats on ur mind?" dan itu bukan aku?
Malam ini, tak ada keegoisan.
Hanya gambaran bagaimana harus lebih sabar, tapi kadang kau lebih semang menyelesaikan?
Tadi ku pikir ada sedikit nyanyian di akhir malam
tapi? Ahhya, kau lelah.
Mungkin lebih dulu tertidur.
N taukah, tekadku hanya satu sekarang.
Mengirimkanmu selimut, agar kau tak lagi mengeluh kedinginan.
Aku ini? Siapa lagi? Jika bukan sekedar tulisan pengucap "selamat malam" yg sewaktu-waktu bisa kau hapus dan kauabaikan.
Aku ini? Ahh sudahlah, kau pasti sudah bermimpi sekarang,
dan harusnya aku menghentikan ocehanku. Ikut tidur agar bisa menemuimu di mimpi.

By: dine
As posted on www.MobineSSia.com

No comments:

Post a Comment