Saturday, April 30, 2016

dari cewek sampai ajus :D

Berhubung sekarang aku lebih banyak begadang diwarung sampai dini hari, jarang ol lama2, lapak ol aja kurang terurus, awalnya sih waktu jaga cuma sampai jam 2 tapi sudah akhir2 ini sampai jam 3 tadi saja nyampe rumah jam setengah 4 dan sampai pagi ini belum tidur malam *gigi*
Maklum jaga warung, yah beginilah hidup punya cerita masing masing, dan sekarang ku berasa seperti nocturnal girl *gigi*
Mmm... Girl??
Mungkin bagusnya women kali ya...hehhehe
Eh,, gak...gak..
Lebay banget aku sok..sok english2 segala, padahal mah gak ngerti juga *gigi* lhaa koq jadi logat sunda sekarang?? Hehehe...

Ya sudahlah para pembaca yang budiman, anggap saja angin lalu.. *gigi*

Ok, kembali ke judul
Yang menyapaku,,
Kebetulan ku di jaga warung sudah sekitar 1 bulan 3 minggu, jadi hampir 2 bulan.
Sudah banyak pembeli yang ku jumpai, dan berbagai sapaan mereka bermacam2 kepadaku..
Dari yg panggil dengan sebutan,
Cewek,
Mba,
Ibu,
Ci'
Tante
Tanta
Nona
Kakak
Sampe ajus *gigi*
Haduh2, cuma bisa terima aja, apalagi berat badan makin hari makin bertambah, padahal dulu kurus susah sekali gemuk, tapi sekarang?? Hehehehe....
Apa jangan2 karena mau mendekati kepala 3 ya?? Hehehehe

Gpplah, masih awet muda masih ada yg bilang ku kayak anak2 kuliahan, masih ada yang bilang baby face *gigi* mungkin di lihat lewat sedotan kali yaaaa... *gigi*
Tapi, intinya yang penting sehat bermanfaat berkarya tetap semangart bersyukur banyak2 posthink..*gigi*

Betul apa betul???


##sampai disini belum tertidur juga... *gigi*

By: nayfa
As posted on http://MobineSSia.com?14829

Tuesday, April 26, 2016

Picu

Cerita ini dimulai saat di kelasku kedatangan murid pindahan. Dia bernama Putri Aneka, siswi berambut lurus seleher yang nampak hitam berkilau. Dia cukup tinggi untuk ukuran seorang gadis, kurang lebih 160cm dengan sepatu sneakers hitam-putih yang ia pakai.
Jika kau melihat raut mukanya, kau tak akan mampu menebak apa yang dipikirkannya. Dia benar-benar tak menunjukan ekspresi wajahnya. Setiap kali aku melihatnya, hanya mata datar yang tampak malas. Aku sendiri heran, kenapa orang-orang sering menatapnya namun tak berani untuk menyapa.
Dia tidak begitu cantik, tapi entah kenapa aku sendiri juga merasa tidak berdaya saat berada didekatnya atau saat tidak sengaja bertukar pandang.

***

Kelas XII - 2
Suasana ricuh tak asing di dalam kelas ketika jam istirahat berlangsung. Beberapa murid pria tidur, segerombolan lain berkonverensi tentang permainan online yang jadi hobi tren di era sekarang, sedangkan murid wanita sudah jelas ngerumpi dan bergosip.
Menurutmu yang manakah aku dari murdid-murid di kelas ini? Aku pria kerempeng di bangku paling kanan nomor 2 dari belakang.
Meski terbilang tidur, tapi sudah jelas mana mungkin kau bisa tidur dalam kondisi seperti itu. Aku hanya senang menikmati obrolan teman-temanku sambil memeluk meja belajarku.
Sepertiga jam berlalu begitu saja, bel berdering nyaring ditelingaku yang sedari tadi memang menunggu suara tersebut.
Aku kembali duduk tegap, hamparan murid berjajar rapi duduk di bangku masing-masing. Seorang guru berdiri di depan dan seorang gadis yang belum pernah kulihat sebelumnya berdiri disebelahnya. Eh, ada yang janggal, semua murid diam membisu menatap gadis baru itu? Aku coba memperhatikanya juga, lalu tatapan gadis itu mengarah kepadaku. Entah ada apa ini, tapi begitu mata kami berpapasan aku merasa tak pantas untuk manatapnya. Ada juga hal lain yang tak bisa kujelaskan, jantungku berdegup kencang, rasanya seperti seorang budak yang tunduk dihapan majikannya.

".. Selamat siang!" Salam dari guru itu serentak menyapu bersih rasa canggung tersebut, dan nampaknya murid lain juga begitu.

"Hari ini sekolah kita bla bla *gw mau kerja, wasalam*

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com?14826

Saturday, April 9, 2016

henshin

Ah, oke.. Ayo nulis '-')/
Nulis apa? '-')7
Ya, gak tau /,
Pada jaman dahulu, ada seorang pangeran yang sangat menawan. Dialah pangeran Omi xD
Jangan ketawa lu --"

Hai ^^
Bagaimana kabarmu? Kenapa tak lagi mengunjungi anak-anak jalanan itu? Eh tapi semenjak ada si boy jadi gimana gitu bilang anak jalanan. Jadi kenapa tak lagi megunjungi anak-anak terlantar itu? Eh, mereka tidak terlantar, ada kau yang merawat mereka. Tapi eh, sekarang mungkin benar-benar terlantar semenjak kepindahanmu setahun yang lalu.
Terakhir kali kau mengabariku tentang Lintang dan Sonja di pertengahan 2014. Aku masih menunggu keluhan yang sering kau suratkan kepadaku. Jujur saja aku merasa tak enak membicarakan hal yang seharusnya tak di ungkit, tapi mengingat hari-hari tersebut adalah ketidakbiasaan yang kau tunjukan secara hati ke hati membuatku mengerti bagaimana merasakan penderitaan yang dirasakan orang lain.
Jangan salah paham dulu, ini karna si Driz memintaku menulis dan semalaman yang kulihat cuma deretan daftar rindu yang belum terakreditasi. Ini bukan untukmu, kok. Ini untukku sendiri, untuk nafsu yang kupendam lama di dalam tanah (apa? ._.).

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com?14823