Tuesday, June 30, 2015

30 Hari menulis

Menulis adalah perihal konsistensi

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Monday, June 29, 2015

Terbaik Bagimu

Teeingat masa kecilku, kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu kau buatku melambung
Di sisimu terngiang hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu
....

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Sunday, June 28, 2015

Isi Tas?

Dompet dan handphone, seperti kebanyakan orang lainnya adalah barang yang tidak bisa dipisahkan dari tas. Sudah banyak yang bahas dan kurang lebih isinya sama lah ya.

Selain dua barang di atas, ada beberapa barang lain yang harus ada dalam tasku. Apa, make up? Bukan kok. Aku

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Saturday, June 27, 2015

Hunz

Setelah dinyatakan lolos dalam ujian masuk kuliah, ada satu tes lagi yang harus dilalui yaitu toefl. Disitulah untuk kali pertama aku bertemu dengannya. Ia duduk di lantai depan gedung tempat kami tes, sendirian, menunggu hasil tes keluar. Entah kenapa waktu itu menyapa dia. Maksudku, aku tak terbiasa menyapa orang duluan. Maklum pemalu :3

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Friday, June 26, 2015

Let It Go

Melepaskan sesuatu yang sudah kita genggam bertahun-tahun itu susah. Semakin lama attachment kita padanya semakin besar. Tapi kemudian ketika sampai pada titik kesadaran bahwa sebenarnya kita nggak punya hak apapun atasnya, kenapa masih kita tahan saja?

#30HariMenulis
*) pergilah, kau akan dapatkan ganti dari apa yang kau tinggalkan...

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Thursday, June 25, 2015

Tidak Ada Alasan Untuk Terlambat

Rabu 24 Juni kemarin adalah hari pertama gagal posting tepat waktu karena ketiduran.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Matimatik~

Well, postingan ini adalah untuk hari ke-24 walaupun sudah masuk tanggal 25. Aku ketiduran semalam hiks....

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Tuesday, June 23, 2015

Smart Phone

Sepuluh bulan yang lalu, aku masihlah mahluk ortodok yang berpikir bahwa smartphone hanyalah teknologi yang mubazir. Paling ga jauh-jauh yang dimanfaatkan adalah kameranya guna berselfie ria lalu aplod di media sosial macam fesbuk. Maklum yang dilihat adalah abege abege narsis yang suka foto di mana-mana.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Monday, June 22, 2015

Musa

Aku tidak tau apakah ia nasuk dalam kategori pesohor yang dimaksud dalam tema kali ini atau tidak, tapi yang pasti bagiku ia adalah inspirasi.

Musa, namanya menjadi terkenal setelah ia memenangkan acara hafidz yang ditayangkan di salah satu televisi swasta di Indonesia tahun 2014 lalu.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Sunday, June 21, 2015

Jadi Balerina

Ada sebuah film yang masih sangat melekat di ingatanku, tentang seorang gadis kecil bernama Corina Tanasi yang berjuang agar bisa masuk menjadi tim senam Rumania.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Saturday, June 20, 2015

H-10

Tak terada sudah sampai di hari ke dua puluh. Apa hanya perasaanku saja kalau yang nulis semakin sedikit ya. Mungkin memang karena benar-benar sibuk sehingga membuat mereka tak sempat menulis, bukan karena tak mau menulis lagi.

Anyway,

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Friday, June 19, 2015

Thursday, June 18, 2015

One Step Closer

Perjalanan inipun kadang nerampas bijak hatiku, sekali waktupun mungkin menggoyahkan pundi cintaku ~ Padi, Perjalanan

***

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Wednesday, June 17, 2015

Gue Cowo Yah, Bukan Dukun!

Udah deh gue paling susah kalau dia udah mulai diam aja. Di tanya ga jawab, ga ditanya malah makin monyong. Sekalinya mau ngomong, kalimatnya panas banget sepedes mi setan level 7.

"Kamu kenapa sih?" Udah kan gue tanya baik-baik ceritanya.

Dianya cuma jawab, "Gpp".

Udah gitu doang. Sumpah ga ngerti gue. Ga ada apa-apa tapi diem aja, tapi manyun, tapi nylekit.

brb

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

kurma :)

Ramadhan tiba
Ramadhan tiba
Seneng bahagia terharu
Masih di beri kesempatan bertemu

Satu yang pasti godaan ujian tambah banyak
Soalnya bakal banyak penjual makanan minuman dadakan
Sepertinya ramadhan jadi surga jajanan yang enak enak hehehehe..

Ya begitulah.. kalo sudah waktu berbuka jadi ajang balas dendam itu bila kantong masih full beli ini itu bisa..

Masih ingat pernah ikut jualan pas sore hari.. hehehe
Apalagi kalo masih pertama teratur rapi..
jajanan berbaris rapi warna warni..
seger2..
hihihi..

Yasudahlah..
Satu hal yg pasti saat bulan ramadhan kita lebih cepat emosi..
betulkan?

jujur..
jujur..
*senyum*

#Marhaban ya Ramadhan

By: nayfa
As posted on http://MobineSSia.com

Tuesday, June 16, 2015

White? Big NO.

Aku tak suka warna putih. Putih itu seperti sesuatu yang menipu, seperti tembok kamarku dahulu. Setiap kali aku merebahkan diri dan memandang sekitar, rasanya tembok dan langit-langit kamar yang berwarna putih seolah-olah bergerak dan menghimpitku. Bukan, ini bukan phobia dengan ruangan tertutup, tapi lebih masalah warna, sebab aku tak pernah mengalaminya saat tembok diganti warna.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Monday, June 15, 2015

asd

Pada sebuah pagi yang lengang, seseorang datang dengan mengendarai sepeda motor dan parkir tepat di hadapanku. Aku saat itu, tak ada seorangpun yang punya kepentingan denganku, jadi kubiarkan dia juga melenggang begitu saja tanpa sapa kecuali senyum sekilas saja.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Sunday, June 14, 2015

Ceburan

"Sijiii... loroo... teluuuu..." Aku berlari melesat mendahulu Dana dan Dodon, bertumpu pada babagan batu tubuhku melayang di atas sungai lalu byuuuur... byuuur... byuuur... Ya, aku sempat mendengar suara tubuh kami berdebur ke sungai sebelum tiba-tiba kerongkonganku penuh dengan air. Blepep... blepeep... suara air tertelan ke tenggorokanku.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Saturday, June 13, 2015

fghj

"Mirror mirrow on the wall, who is fairest of them all?"

"My queen, you have defied nature and robbed it of its fairest root.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Friday, June 12, 2015

Bucket List

Dua belas hal yang paling ingin dilakukan sebelum meninggal? Ada beberapa hal serius yang mungkin tidak bisa dituliskan tapi mengingat-ingat kembali hasrat duniawi yang kadang melintas sebelum tidur, mari dibuka ulang...

1.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Thursday, June 11, 2015

Menziarahi Kenangan

Telah banyak kutuliskan cerita tentangmu yang kuselipkan dalam lipatan musim dan cuaca. Kamu yang hanya pernah kukenal lewat kata-kata, nyatanya dunia memang tak sesederhana angan-angan kita.

Ini hatiku, adalah pekuburan untuk semua hal yang tak ingin aku kenang. Kutemukan di sana namamu tetirah dalam tenang.

#30HariMenulis
*) mengunjungi pemakaman

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Wednesday, June 10, 2015

Angeline..

Gadis kecil yang cantik secantik namanya
di temukan sedang memeluk boneka di bawah gundukan tanah yang tertutup sampah,
mungkin di kubur hidup hidup.
Entahlah, tapi sungguh kejam sekali pelaku yang melakukan itu semua.
Berharap kasusnya cepat ada titik terang.
Pelakunya segera di hukum seberat beratnya.

Angeline yang malang
Semoga sudah bahagia di sisiNya. .

*cemberut*




By: nayfa
As posted on http://MobineSSia.com

belom jadi - brb

Sekitar tahun 2008 saya pernah bergabung dengan sebuah komunitas microblogging, Mobitrek namanya. Berbekal hape jadul Nokia 3100 petualangan menulis di cyber dimulai. Dari situs ini bertemulah saya dengan banyak orang yang berbakat menulis, orang-orang yang saya kagumi kepiawaian bertuturnya.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Tuesday, June 9, 2015

abcd blm jadi

Sreeeng.... Terdengar suara makanan sedang digoreng oleh tetangga sebelah.

"Kui... kui... suoro opo kui?" (itu... itu... suara apa itu?) Tanya kakak yang sedang bermain di samping rumah.

Air mata meleleh dari mata ibu.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Sunday, June 7, 2015

TNI AU vs Kopasus

Solo - Oknum TNI AU bentrok dengan Kopassus (Sindonews)

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Saturday, June 6, 2015

abcd bntar

Aku masih kuliah waktu itu. Sekitar pukul empat sore, ibu mengabariku bahwa bapak masuk rumah sakit baru keluar dari ruang operasi. Aku sempat ngambek kenapa baru dikabari setelah operasi selesai. Kapan sakit dan sakit apa bapak, aku tak tau sama sekali. Singkat cerita malam itu juga menaiki kereta

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Hai kak

#30HariMenulis
Hari 6 - Horor

Risa & Misa series ~

Judul: Hai kak..
Kategori: Horor~

-

Tepat sebelum ujian nasional, murid kelas XII akan dihibur dengan study tour atau steedy tour khusus dalam cerita ini. Entah apa yang dipikirkan pemerintah, mengapa sekarang malah berlibur dulu sebelum ujian?
Yang lebih aneh lagi, Misa yang masih kelas X boleh ikut dalam tour itu. Alesannya rahasia karna jika dibeberkan mungkin akan dicontoh oleh anak-anak lain. Tour tahun ini ke Jogja, kota para seniman dilahirkan.
"Udahlah, kak. Gak usah dipikirin, kamu kan gak bisa hidup tanpa aku." Ucap Misa menatap kakaknya yang duduk disebelahnya. Mukanya tampak lesu.
"Aku masih heran bagaimana kau bisa ikut.."
Perjalanan terasa begitu cepat, bus telah sampai di parkiran tak jauh dari moseum Dirgantara. Cukup mengecewakan karna murid-murid harus melepas penat karna jauhnya perjalanan dengan menikmati bangkai kapal bobrok yang sudah di cat ulang.
Risa dan Misa mulai turun dari bus. Mereka hanya membawa tas kecil yang berisi kamera dan beberapa alat yang tak bisa saya sebutkan.
"Jam 8:30.." keluh Risa tak percaya bahwa Jogja sudah begitu panas di jam segitu.
"Anak-anak! Jangan lupa pakai topi kalian!" teriak seorang guru sebelum memasuki moseum.
"Oi, Mi! Skip aja ntar kelamaan!" seru Misa kepada saya.
Eh? Njirrr :'v
Oke-oke -.-"
Tujuan tour berikutnya adalah Parang Tritis, pantai indah dengan ombak kuat. Menurut cerita pantai ini mistis dan sering menelan tumbal. Asal tidak macam-macam ya aman-aman saja, begitulah pendapat penduduk setempat.

Risa membisu menatap pohon kelapa sawit yang menari tertiup angin kencang di bukit dekat pantai. Angin disana begitu kencang. Sengkedan tampak rapi bagai anak tangga berkarpet hijau yang gemerlap terpantul sinar mentari siang itu. Keras ombak meraung dan pecah menghantam karang yang setajam pisau. Pikiran Risa kosong dan seolah ombak itu memanggilnya.
"Hai kak~"

Deg..

Risa terkejut sampai-sampai hampir melompat. Ternyata Misa yang dibelakangnya.
*dakk*
Tas Risa melayang ke kepala Misa.
"Aw, apaan sih?" Misa mengaduh mengelus kepalanya.
"Eh, tau aja kakak lagi haus." dengan cepat Risa merebut minuman dingin di tangan Misa.
"Lah, tiba-tiba mukul trus minumanku di ambil lagi." Misa keheranan melihat kakaknya sendiri.
"Berisik." sahut Risa singkat.
"Kok dari tadi bengong aja disini? Yok ke tempat temen-temen!" Ajak Misa.
"Umm.. Ayok!" Risa setuju dan mengikuti Misa.
Disisi lain pantai, ombak sedikit lebih tenang. Teman-teman sekelas Risa berkumpul disana. Pikiran Risa mulai terisi hal-hal menyenangkan yang bisa ia lakukan disitu.
Risa tak sengaja memperhatikan 2 orang temannya yang sedang berduaan di balik bebatuan besar dekat kerumunan itu.
Pikiran jail Risa mulai muncul. Ia memperhatikan sekitar mencoba mencari sesuatu. Dilihatnya Misa yang sedang membersihkan kuku jarinya. Oh ternyata bukan Misa yang ia lihat, melainkan gayung disebelahnya.
"Hai kak.." sapa Misa.
"Tumbenan bersihin kuku.." Tanya Risa alih-alih mengambil gayung diam-diam.
"Hmm.." Sahut Misa tak menoleh.
Setelah mendapat gayung, Risa segera ngacir melaksanakan rencana briliannya. Diliriknya 2 orang temannya di balik bebatuan besar tadi. Dan mereka masih disitu. Senyum jahat terbentuk dari bibir kering yang tipis itu. Ia mengambil air dan melemparnya ke balik bebatuan dari sisi sebaliknya.

*Cpraattt

Kyaaaa!!
Woi woiii

Risa tak bisa berhenti tertawa, entah mereka akan marah atau tidak yang penting niatnya hanya bercanda.
Kedua temannya itu mulai keluar disusul Misa yang juga kena siraman.
"Wahaahahaa.. :'D" Risa masih tertawa meski ketiga orang itu menatapnya dengan wajah kesal.
"Wahaa.. Ha.. Eh?" Risa tiba-tiba terdiam seribu bahasa.
"Misa? Kok Misa ada.. Trus yang tadi.."

*tuk..

Gayung Risa terjatuh saat ia melihat tak ada siapa-siapa di tempat ia mengambil gayung tadi. Tangannya gemetar. Misa berbicara padanya tapi Risa tak mendengar apapun. Dunia serasa termute, Risa mulai lunglai dan ambruk.
-
"Kau aneh sejak tadi pagi.."
"Entahlah.. Aku gak tau juga." Risa tampak murung memikirkan kejadian yang di alaminnya. Tour yang harusnya jadi semangat untuk menghadapi ujian nasional malah jadi seperti ini.

"Kak.."
"Hnn?"
"Bagaimana kakak tau kalo aku di belakang kakak waktu itu?" pertanyaan Misa terdengar aneh bagi Risa.
"Hah?" Risa mengingat-ingat.
"Di pantai tadi pas kakak ngelamun, aku padahal baru mau manggil eh kakak udah noleh duluan, pake mukul lagi."
Deg..
Risa ingat waktu itu.
"Loh, kan kamu yang manggil." protes Risa.
"Engga, justru aku aja kaget pas kakak tiba-tiba noleh."
"...." Risa terdiam, lalu merebahkan tubuhnya dengan pasrah di kursi bus dan mulai mencoba menenangkan pikiran. Tour itu menyedihkan, dan saat perjalanan pulang pun masih menyisakan kengerian.
Angan-angan itu membuatnya sulit untuk tidur. Tapi ia bersyukur lelahnya mengalahkan pikirannya dan ia pun terlelap.
Bus sampai di sekolah saat masih petang, tapi sudah ramai oleh rombongan pedagang yang berbondong ke pasar menjajakan dagangannya.
Tidur di kursi bus sama sekali tak menambah tenaga dan malahan makin ngilu. Dengan enggan Risa turun dari bus dan langsung ambruk di bangku taman. Misa juga sedari tadi tak bicara.
"Istirahat bentar, baru pulang." Risa bersandar di bahu Misa. Mereka berdua sama-sama tampak kehabisan tenaga.
Tiba-tiba ponsel Risa berdering. Disitu terdapat pesan masuk bahwa Misa pulang duluan.

serr...

Ponsel Risa terjatuh, bibirnya gemetar. Lalu suara dingin serasa merobek telinganya.

"Hai kak..."


HYAAAAAAAAAAA!!!!!!!

TAMAT!

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com

KETIKA RINDU MEMANGGIL

Ingatkah...aku pernah bilang, aku akan datang jika rindu mu memanggil ku... Entah kerinduan mu terlalu samar atau aku yang tak lagi responsif, aku terlambat datang. Tapi aku datang bukan...

Halaman mu masih saja sepi..dan penjaga itu tak lagi seriang dulu. Banyak hal sudah berubah. Sama seperti aku. Tapi kau tak kan heran, bukan. Kau tau aku adalah orang yang paling tidak konsisten dalam banyak hal. Aku slalu berubah-ubah setiap waktu.

Asing....tempat ini masih saja terasa asing. Entah knapa. Bagaimanapun kau membuatnya sama dengan rumah kita dulu, atau kau menghiasnya jadi lebih baik, aku tetap saja merasa asing. Mungkinkah karena jiwa-jiwa yang asing? Lalu tempat asing ini,,,knapa aku ingin kembali kesini? Karena jejak-jejak yang pernah ku tinggalkan kah? Atau karena kau? Atau karena rindu yang memanggil ku? Entah.... Tapi lihatlah..aku kembali bukan....walau entah untuk berapa lama atau berapa sering.

-AM20150606-

By: asa
As posted on http://MobineSSia.com

Friday, June 5, 2015

asdf

Bulan bulat bundar. Malam hening dan aku baru saja akan menulis tentang betapa hari ini tak ada apapun yang menarik untuk ditulis. Tiba-tiba...

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Larilah, nak.

Senja Kami Bukan Pembual
Awan berjubal menyembul pelan menghantam langit
Menutup rona silau oranye di ujung barat
Dalam duka Budi bernyanyi pada harapan yang terhimpit
Dibukanya tabir remang warisan ayah keramat
Entah senja mau mendengar atau melihat
Ia terpojok oleh takdir yang mencekat
Si budi lelah menatap diri yang teramat pucat
Menelan mentah pahit hidup dalam penat

Masih senja yang hadir di sore itu
Memberi hangat si kaki mungil tak bersepatu
Budi tersenyum meski tau mimpi hanyalah mimpi
Mengayuh asa dan kembali menyongsong hari

Siluet indah di atap bumi
Bukti nyata kami disini.


Omi, 10 januari 2015 bersama anak jalanan.

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com

Thursday, June 4, 2015

asdff

"Cause you're a sky, you're a sky full of stars..."

Aku menengok ke belakang, seseorang berdiri di samping pintu sambil menyanyikan lagu Coldplay.

"Hei", Ia berjalan mendekat

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

FF

#30HareMenulis
Hari 4: Buatlah sebuah cerita FanFic dari film favoritmu.

FFVII - Crisis Core [FanFic]

~Aerith's 23 little tiny wishes

Terlihat Zack sedang mendorong gerobak penuh bunga-bunga indah melintasi 7th Heaven diikuti Aerith dibelakangnya.
"Zack, kau berjalan terlalu cepat!" seru Aerith dibelakang.
"Ayolah, bukankah kau ingin memenuhi seisi Midgar dengan bunga-bunga?" jawab Zack masih tak mengurangi derap langkahnya.
"Tapi kau berjalan terlalu cepat.." protes Aerith.

Kedua anak muda itu terus saling memprotes disepanjang jalan. Hingga sampai di Sector 1, tepatnya di depan stasiun, seorang anak kecil menghampiri mereka.
"Waaa.. Apa itu bunga sungguhan? Indah sekali tak seperti yang di gambarkan di buku! Lebih keren dari MK9 II."
"(bagaimana bisa kau membandingkan bunga dengan kereta api >_&gt*kedip* 10 gil/tangkai, kau mau membeli?" sahut Zack.
Anak kecil lain yang rupanya adhik dari anak tadi ikut menghampiri Zack dan Aerith. Ia terlihat lebih terpesona dibanding kakaknya.
"Big bro, aku ingin bunga kuning itu." pintanya kepada sang kakak.
"Kita tak punya 10gil.." sahut sang kakak.

Aerith tersenyum, kemudian mengambil dua tangkai bunga dan memberikannya kepada kakak beradhik itu.
"Ini untuk anak manis seperti kalian." ucapnya ramah.
"Hei! Kenapa kau memberikannya cuma-cuma?" tanya Zack heran.
"Aku tak benar-benar berniat menjualnya, aku ingin tau apa mereka ingin membeli. Jika tidak, aku hanya akan memberikannya." Ucap Aerith sembari mengelus kepala kedua anak itu.
"Uh-Huh?" Zack tak mengerti apa maksudnya.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka dan sampai di sektor 8. Terletak hampir di tengah-tengah Midgar dan banyak orang berlalu-lalang disana.
"Lihat, Zack. Banyak orang disini." Ucap Aerith memperhatikan orang-orang yang sibuk dengan aktifitas mereka.
Zack hanya tersenyum, kemudian berhenti disebelah air mancur ditengah sektor 8. Aerith tampak begitu ceria, ia tengah bermain air dan sesekali mencipratkannya ke arah Zack.
"Hei.." Zack pun mulai tergoda untuk ikut bermain dengan Aerith.

Tanpa mereka sadari seorang polisi Shinra menghampiri mereka.
"Tidakkah TUAN SOLDIER tau bahwa dilarang untuk bermain dengan air mancur." tegurnya lebih kepada Zack dengan menekankan kata SOLDIER sebagai identitas Zack.
Zack adalah SOLDIER 1st Class. Pada dasarnya polisi Shinra atau juga bisa disebut Shinra Security Department memang tak menyukai SOLDIER.
Sebelum Zack sempat membalas, Aerith terlebih dahulu menghadang polisi Shinra itu dengan setangkai bunga.
"We are sorry.. Im the one who push him to play with me. This is a flower as an apologize." Ucapnya dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Ehemm. Tolong jangan lakukan lagi." ucap polisi Shinra itu lalu pergi.
"What? Kau serius? Kau susah payah merawat bunga-bunga ini, dan kenapa harus diberikan kepada orang seperti dia." Zack merasa kesal.
"Sstt.. Zack, ada pembeli dibelakangmu."
"Huh?" Zack menoleh dan dibelakangnya sudah ada banyak orang yang mengantri untuk membeli bunga.
"Eh?.. Uhm.. Yea.." Zack kebingungan, sedangkan Aerith hanya tertawa kecil melihatnya.

Mereka banyak menghabiskan waktu di sektor 8, bunga-bunga mereka laris terjual dan hanya tersisa seperempat gerobak. Lalu mereka melanjutkan ke LOVELESS Avenue, pusat perbelanjaan di Midgar. Dengan cepat bunga-bunga mereka terjual habis dan kini mereka tengah mengunjungi tempat-tempat hiburan disana. Mereka bersenang-senang layaknya pasangan padahal sebenarnya Zack adalah bodyguard Aerith.
"Haha, thats my 20th lil tiny wish.." ucap Aerith sehabis berkelahi dengan robot di salah satu wahana bermain.
"What a weird wish.." Zack tampak lebih kelelahan karna ia harus memancing perhatian robot dan Aerith yang memukulinya.
"Masih ada 3.." pintanya dengan senyum tanpa dosa.
"Hup!" Zack kembali berdiri dan siap untuk hal gila yang diminta Aerith.
Namun handphone Zack tiba-tiba berdering. Tampak kekecewaan di wajahnya.
"New assignment?"
"Uhh.. Yeah.. Bisakah kita lakukan 3 hal itu lain waktu? Aku harus pergi."
Aerith masih tersenyum.
"Uhm, okay ^^"
"Aku akan segera kembali.." Zack berlalu menuju Shinra Building meninggalkan Aerith dengan gerobak yang kini berisi barang-barang serta beberapa aksesoris.
Zack, aku juga ingin mengirim bunga-bunga ini ketempat lahirmu. Aku ingin keluar sana, melihat apa yang ada di balik dinding gelap ini. Dan yang terakhir, aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak denganmu.

End~

Well, awalnya pengen buat happy ending tapi malah nyesek :')
if you know this story, the end of the real story.. make a happy ending fanfic is a bad choice.
Because, Zack is.. T^T huuhuuu~

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com

Drunks....ugh!!

God how I hate it when my fiancee gets all f*cked up!! Pisses me off.
<img src="http://mobinessia.com/gambar.php?id=14634" />

By: silentscreamer
As posted on http://MobineSSia.com

Drunks....ugh!!

God how I hate it when my fiancee gets all f*cked up!! Pisses me off.

By: silentscreamer
As posted on http://MobineSSia.com

dear..

Mungkin sekarang giliranku untuk menuliskan tentang rindu-rinduku yang lama tertanggal dibelakang pintu. Aku memang tak bisa menulis dengan kata-kata sulit yang seperti kau lakukan. Nilai bahasaku cuma 7 dan sesering yang kau baca, semuanya berisi susunan kata yang disatukan secara kasar dan paksa. Serta perulangan kalimat dengan sajian yang berbeda-beda membuatnya samar untuk disamakan meski pada dasarnya kalimat itu sama.

Aku sadar juga, ini akan berbeda dengan waktu pertama kali aku bilang suka padamu. Saat itu kita masih terlalu dini untuk mengenal bertujuan apakah menjalin hubungan dekat sedekat keluarga. 2 tahun kurasa, kita hampir tak saling sapa. Entah siapa yang paling kecewa tapi berpacaran seperti keharusan dalam hidupmu. Kau bersama orang lain dalam waktu singkat setelah kita usai dulu. Sedangkan aku memilih pasangan lamaku, sendiri.

Kita memang butuh waktu untuh tumbuh dan menjadi dewasa, juga beberapa pelajaran yang menjadi cerita beberapa tahun setelahnya. Kau, dengan kesibukanmu bergelut dengan buku serta ajaran baru berupa pilihan relasi yang rawan menghasut. Lalu aku, dengan caraku mengenal hidup beserta dalil-dalil, sumpah-serapah, dan bisikan-bisikan panas langsung dari bibir bertuah ke telingaku. Kita tau, kita mengerti, kita paham. Hidup hanya menunggu, sesimpel itu. Hanya saja, apa yang akan kita lakukan saat menunggu itu, tak mungkin duduk diam sampai mati. Sebab itu kita diberi akal dan hati.

Kuharap kau menyerukan kembali keluh kesahmu lewat tulisan. Aku benar-benar suka caramu mengeluh, caramu mendeskripsikan diriku. Aku rindu tentang apa saja yang ada di balik siluet jingga itu. Meski tak lagi kudengar derap langkah ksatria perak di langit sana, angin masih setia mengelus rambut ikalku. Yang berarti rindu-rindu yang coba kau kirimkan itu sampai padaku. Yah, kita hanya gengsi untuk saling menyibak rindu masing-masing.
Begitu, kan?

~Omi

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com

Wednesday, June 3, 2015

abcd

Hampir sepuluh bulan kedatangannya di sini dengan ritual sore yang nyaris sama, kecuali jika hujan turun atau saat ia pergi entah kemana. Ia akan duduk di bangku kayu, memandangi anak-anak yang bergerak pulang selepas bermain bola di lapangan. Dipangkuannya sebuah buku catatan terbuka dan pulpen tergeletak di tengahnya. Sesekali matanya memandang layar handphone dan jemarinya sibuk memencet keyboard sambil tersenyum sendiri.

Udah gitu aja brb

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Ham

#30HariMenulis

~

Libra, nama yang unik, kan? Dia lelaki yang tak banyak bicara, bukan pendiam. Maksudku dia mau bicara hanya jika perlu saja. Beberapa anak bilang dia membosankan, garing, tidak asik dan kuper. Tak heran juga, dia hampir-hampir tak pernah ngobrol jika tak di ajak ngobrol terlebih dulu.

Terkadang, tidak sengaja aku memperhatikannya. Sorot mata itu penuh kekosongan, gelisah, seolah ada sejuta beban pikiran yang ia hadapi secara bersamaan. Dan entah hanya ilusi atau bukan, ia seolah memakai topeng di wajahnya. Aku berpikir mungkin terlalu banyak memikirkan hal-hal yang menjadi masalahnya adalah penyebab wajahnya terlihat tua.

Libra, sejak kapan aku tertarik denganmu? Tanpa kusadari aku semakin sering memperhatikannya. Meski tak berani mengajaknya bicara, cukup menyaksikannya dari kejauhan sudah menjadi kepuasan tersendiri. Dia tampan, jika dia aktif disekolah mungkin dia jadi cowok populer dikalangan gadis-gadis. Tapi meski begitu, masih sempat saja ada gadis yang blak-blakan bilang kalau dia menyukai Libra. Yahh, aku cemburu. Selanjutnya hal lain yang membuatku semakin menyukainya adalah responnya menjawab gadis itu. Libra hanya diam dan bengong memandang gadis itu seperti orang bodoh. Gadis itu mengulang lagi kalimatnya dan respon Libra masih sama. Gadis itu tampak kecewa dan menyerah. Haha, Libra masih teramat polos. Tapi itu dulu waktu SMP.

Sebenarnya ada 2 orang yang aku suka, satu lagi adalah lelaki virtual yang kukenal disebuah situs mobile asli Indonesia yang cukup terkenal dikalangan blogger. Nicknamenya cukup unik, sebut saja Ham (nick aslinya hambamu). Aku suka caranya menyuarakan kebenciannya terhadap hidupnya sendiri. Dibungkus dengan kata-kata indah yang terkadang tak kumengerti. Terkadang ia menulis tentang Ibunya, Ayahnya, dan keluarganya yang ia bilang seharmonis rimba.

Aku pernah berbincang dengannya (Ham). Dia asik meski bahasanya terlalu formal dan sering membuatku bingung harus membalas dengan kalimat apa. Aku sudah terbiasa dengan bahasa urban jaman sekarang, jadinya agak canggung jika harus ngobrol dengan bahasa formal. Serasa sedang berhadapan dengan guru B. Indonesia, haha.

Menurutku, kau orang yang sempurna. Dia bilang begitu padaku.
Sempurna dari mana? Aku punya banyak kekurangan. Jawabku cepat.
Orang yang sempurna itu orang yang mempunyai segalanya, termasuk kekurangan. Jawabnya.
Deg! Gombalan macam apa ini?? Ini pertama kalinya aku mendapat gombalan secara formal. Dan rasanya its something.
Tapi, bukankah berarti semua orang itu sempurna? Protesku.
Tentu saja, mana mungkin Tuhan tak adil. Jawabnya.

Aku tersenyum, aku benar-benar jatuh cinta padanya. Ham, lelaki yang ternyata bernama asli Libra itu. Ya lelaki jangkung nan kuper itu, dialah Ham. Aku juga kadang tertawa jika mengingatnya.
By the way. Sekarang dia pacarku! Meski begitu, dia masih sering egois dan malahan terkadang cuek. Dan kalau marah itu dia kayak banteng! Serem kan? Itu tak jadi masalah selama sapaan paginya tak berhenti, tawanya masih terdengar, keluhnya tiap sore (dia lelah tiap pulang kerja dan terkadang tak mau kutelfon) dan apalagi ya..
Yang pasti, aku menyayanginya..

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com

Tuesday, June 2, 2015

Yang Kepadamu

Yang kepadamu kecenderungan hati
ini sempat menuju...

Aku pernah menyebut namamu dalam khidmad sujud, dalam bait yang
kulantun runtut. Sebab aku percaya bahwa hati kita sesungguhnya saling
terpaut, meski apa yang kita hadapi adalah masa depan berkabut dan kita
senantiasa meraba-raba mencari jalannya. Maka, namamulah satu-satunya penerang, arah kemana
langkahku pulang. Seperti rumah, tempat aku selalu kembali setelah letih berjuang. Bahkan hanya dengan mengingatmu saja aku sanggup berlari bagai pemburu sebab tak kuinginkan apapun kecuali cepat sampai ke hatimu.

Yang kepadamu bermuaranya segala kata...

Kamu tak perlu memahami kenapa bisa jutaan kata terangkai dari lisanku kemudian terbang ke langit
menjadi rindu, menjadi kepak kupu-kupu. Juga kata-kata yang lahir dari
jemari kemudian berlarian
mengumpulkan diri menjadi larikan cerita atau puisi. Saat itu, kata tak
butuh lagi pengakuan apakah ia sekedar sampah atau benar-benar bermakna. Mereka hidup dengan caranya sendiri. Bagiku, kamu adalah
hulu yang mengalirkan kata-kata sekaligus hilir tempatnya mereka bermuara. Ya, kamu adalah inspirasi.

Yang kepadamu, kutuliskan ini
sebagai risalah pengingat...

Menuliskanmu adalah keberanian untuk berkata jujur, tentang asa yang
harus dikubur. Bahwasanya mungkin
kamu hanyalah sejarah yang dipahatkan dalam kalamku dengan kata 'pernah'. Peristiwa tentangmu adalah tetirah kala aku mengenangkan dosa dan salah. Perasaan memang tak pernah
sederhana, ada yang tidak tuntas disampaikan oleh bahasa dan kata-kata. Ada luka saat melepas, namun
kemudian perasaan lega ketika sampai pada titik pasrah dan ikhlas.

Bukankah kita hebat, dua hati yang berpisah dalam kata sepakat sebab tak ingin menambah salah? Maka dipertemukan kembali sebagai apapun kelak; sahabat ataukah cinta, mari saling tersenyum dan melapangkan dada.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Monday, June 1, 2015

asdasd

Menonton film, seperti halnya membaca buku, bisa menjadi candu. Keduanya juga berpotensi mempermainkan emosi. Ketika kita sudah tenggelam dalam alur cerita, terkadang secara tak sadar kita telah berpindah posisi bukan lagi sebagai penonton yang cukup hanya melihat tapi sudah melebur menjadi bagian dari tokohnya sehingga secara otomatis apa yang dirasakan tokoh, kita akan ikut merasakannya.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

Day 1

#30HariMenulis
1 Juni 2015
Hari 1: Apa yang membuatmu menyukai film?

Kepolosan anak tak bisa dipungkiri, alasan umum yang kumiliki sejak kecil hingga sekarang adalah keseruan saat menonton film. Cerita yang dibawa tak terlalu penting, toh kebanyakan ilustrasi jauh melenceng dari buku atau cerita sebenarnya.
Ketegangan. Saat benar-benar menikmati film, tak mungkin jika tak merasakannya terutama film horor atau thriller dan sejenisnya.
Beberapa film juga memberi pelajaran dalam bentuk adegan atau kalimat. Itu juga menjadi alasanku menyukai film.
Trenyuh. Pernah sekali, itu membuatku menangis. Betapa hebatnya sebuah film mampu membuat orang terharu hingga tak sanggup menahan air mata.
Hal lainnya adalah penghibur. Film bisa jadi penghilang stres paling ampuh, pengusir bosan, pelepas penat, peredam amarah. Dan paling sering, film menjadi pengantar tidur.

~Omi

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com