Sunday, April 10, 2011

The Singing Policeman

Akhirnya saya terbawa arus, urun nge-blog mengenai fenomena polisi "superstar" yang belakangan ini marak dibicarakan orang dimana-mana. Bukan karena latah, juga bukan terserang demam ikut-ikutan utk menulisnya -melainkan karena saya sadari atau tidak, barangkali saya telah menjadi salah satu simpatisannya. Dan wujud simpati tersebut berupa tulisan berikut ini.

Pemunculan Briptu Norman berkebalikan dengan kemunculan anggota polisi yg terlebih dulu terkenal melalui jejaring dunia maya beberapa bulan lalu. Evan Brimob; anggota polisi disuatu daerah di Lampung, pada kala itu ber ulah pada account Facebooknya, sehingga mengundang caci-maki serta kemarahan masyarakat.
Briptu Norman Kamaru hadir ke permukaan tanpa keinginannya sendiri, tanpa mengunggah apapun pada situs YouTube namun kemunculan videoclip nya tersebut berhasil mengundang simpati, dukungan, dan kecintaan dari masyarakat luas.
Video yang di unggah oleh pemilik user ID YouTube; ivhalmarley alias Reinald Rievaldy; mahasiswa FT Univ. Gorontalo; tersebut dengan begitu fenomenal nya memberi angin segar bagi citra polisi secara umum.

Bukan hal yang aneh bila selama ini penilaian masyarakat terhadap citra kepolisian buruk Ya oknumnya, ya institusinya; semua bobrok. Dan kepolisian pun menyadari pandangan skeptis ini, sehingga melalui Divisi Humas nya sejak beberapa tahun terakhir ini, mereka bekerja keras memperbaiki image nya. Meskipun hasilnya masih jauh dari harapan. Di sisi lain ribuan orang ingin terkenal dgn mengunggah video2 narsis mereka pada YouTube, tetapi hanya orang-orang tertentu yg beruntung menjadi terkenal dalam media tersebut. Pada hakekatnya jejaring sosial, dunia maya, hanyalah sekedar medium. Wahana yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua individu pengaksesnya untuk bisa menjadi terkenal; baik popularitas dalam hal positif maupun negatif.

Singkatnya, ini bukanlah kisah mengenai paradigma baru kepolisian dalam perbaiki citra, atau kisah tentang orang-orang ambisius menjadi terkenal di Internet. Popularitas Oman, alias Briptu Norman Kamaru merupakan secuil pengalaman hidup yang mengandung hikmah. Ini merupakan cerita sederhana tentang seseorang biasa dalam upaya memberi penghiburan pada sejawatnya yang ketika itu tengah mempunyai masalah keluarga. Ketulusan menyemangati, memberi hiburan yang berwujud gestur alami Norman saat meniru gaya tokoh idolanya; Sharukh Khan itu ternyata sangat diterima di hati masyarakat luas.

Jadi awalnya ini adalah peristiwa tentang seorang sahabat yang hendak memberi, itu saja. Semangat ketulusan itulah yang tanpa sadar mempesona kita, sehingga melahirkan gelombang simpati pada anggota polisi yang awalnya dikabarkan akan mendapat sanksi ini. Gelombang simpati publik yang besar pada Briptu Norman menempatkannya sebagai ikon "sisi kemanusiawian polisi", serta-merta mengubah wacana skorsing berbalik menjadi dukungan dari atasannya, bahkan petinggi polisi di negri ini.
Sesungguhnya kita tengah mensaksikan kekuatan sebuah ketulusan. Sebuah energi positif yang pada gilirannya mendatangkan balasan yang tak pernah bisa terduga.
---oOo---

Widyo Rio


*penulis adalah praktisi TI, pemerhati dan aktivis jejaring sosial melalui situsnya http://mobinessia.com

By: k320i
As posted on www.MobineSSia.com

No comments:

Post a Comment