Sunday, February 22, 2009

Bening Hari


04.45 am
...
 
Hari masih gelap, jalanan lenggang. Sepeda motor dan mobil hanya sesekali melintas. Tukang becak masih bergelung di atas roda tiganya sembari menguap, membentuk kabut sesaat di udara sebelum lenyap. Jalanan Dharmawangsa pagi hari, bening disoroti lampu jalan yang belum lagi mati.
 
Lalu seorang sopir angkot melongokkan kepalanya, \"Merah, mau jalan-jalan ya? Dianterin gratis lho...\" Aku tersenyum sambil lalu, \"Tuhan berikanlah rejeki pada orang-orang itu, biar mereka juga bisa merasakan gembiraku\", ucapku namun dalam hati.
 
Pertigaan lampu merah, aku menelikung menyusuri pinggiran trotoar kampus menuju Karang Menjangan. Seorang sopir taksi baru saja keluar dari pelataran masjid. Doa apa ya pagi ini? Mungkin doa untuk anak istrinya, semoga Tuhan meng-ijabahi doanya, amin.
 
Pasar Karang menjangan belum ramai. Aku mengamati pedagang menggelar dagangannya. Sayur mayur, daging, ikan, buah, kue-kue pasar, pakaian, bumbu-bumbu, dan ah... kutuju penjual nasi bungkus. \"Satu Bu\", kataku sembari menunjuk. \"Tiga ribu cah ayu...\", si Ibu tersenyum. Panggilan itu khas orang jawa pada pembelinya, \`nggrapyaki\` setahuku begitu. Setelah mengucapkan terimakasih kulanjutkan perjalanan pagi ini.
 
Kembali menyusuri jalanan kampus, kali ini berbelok masuk lewat pelataran Nuza. Beberapa ibu-ibu melakukan pemanasan di halaman Pinlabs serta gerombolan anak-anak muda jongging sambil sesekali meloncat-loncat.
 
Dua setengah tahun, baru kali ini sempat kuintimi paving kampus tanpa alas kaki. Geli, kerikil-kerikil yang bertebaran seperti memijiti telapak kakiku. Sesekali meloncat-loncat kecil, biar saja toh hari masih sepi, tak akan ada orang yang sempat mengintip mata kaki, aurat katanya hihi... Melewati fakultas hukum, farmasi, lalu menyapa seorang kawan di hotspot kampusku, kampus hijau psikologi. Rajinnya dia, pagi-pagi sudah bersurfing ria. Jalan lurus depan fisip, sastra, dan dipenghabisan jalan akupun berbalik arah.
 
Kali ini setengah berlari-lari kecil sembari mencandai burung-burung gereja yang berkerumun -mungkin menggosip- di pinggiran jalan, aku terkikik menyaksikan mereka terbang berhamburan. Seorang bapak pengangkut sampah menoleh dengan muka penasaran, mungkin heran ada orang yang pagi-pagi sudah tertawa sendiri hehe... Aku menganggukkan kepala, beliau juga membalas sama.
 
Pagi belum dewasa, matahari belum nampak. Tapi siluet jingganya sudah merona dari arah timur. Kupakai kembali sendal, membelah jalan raya lalu masuk menuju gang. Di halaman kosan, bunga kembang sepatu merah menyambut malu-malu, daunnya berkilau terlapisi embun atau mungkin juga sisa air hujan semalam. Pagi ini bening, sebening hatiku, semoga hati kalian juga...
 
\"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan pada hari ini dan sesudahnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pada hari ini dan hari sesudahnya.\"
...
 
Surabaya pagi ini, Pebruari 2009
 
 
By: nanabrownies
As posted on www.MobineSSia.com

No comments: