Wednesday, April 1, 2009

Just to be Me


terinspirasi oleh sebuah sms kemarin siang,
''aq jd sedih baca blog terbaru mu, entah kenapa''
 
Hmm.. kasian kah? Prihatin kah? Aku kepengen tersenyum membacanya, tapi sungguh.. aku tetap baik-baik saja *senyum*
 
Lahir dari sebuah keluarga yg rumit memang membuatku ingin selalu memaknai hidup ini dgn sederhana. Mak tak pernah kupunyai impian yg muluk-muluk dlm hidup. Bagiku, bisa menjadi diri sendiri saja sdh cukup. Tak perlu risau akan hiruk pikuk dunia selama kita yakin, kita masih ada dan tetap eksis di dunia kecil kita sendiri.
 
Dan menurutku indealisme itu penting. Maka pernah ku buang jauh-jauh keinginan utk terus mempublikasikan tulisanku di salah satu surat kabar mingguan di Jogja, hanya karena seorang staf redaksinya sering sms aku dan bertanya,
''Kapan nulis lagi? Nanti pasti tak muat''
Ibu bilang aku benar-benar bodoh, karena kata 'pasti' dlm kalimatnya justru membuatku berhenti menulis dan beringsut-ingsut menjauh. Aku takut tulisanku tidak dinilai secara objektif lagi.
 
Pun saat tiga tahun yg lalu ibu menawariku utk mengajar di TK. Bahkan dgn iming-iming honor tinggi dan kesempatan utk diangkat menjadi pegawai negri. Semula memang kupertimbangkan, tapi tidak lagi setelah ibu berkata,
''Menjadi guru TK tentu jauh lebih terhormat daripada 'hanya' di toko seperti sekarang''
Oh ibu kenapa engkau berkata seperti itu? Jangan ajari aku utk menggadaikan idealisme demi pangkat dan derajat di mata manusia. Aku lebih rela disebut bodoh dan keras kepada, asal aku tetap bisa jadi diriku sendiri.
 
Aku selalu percaya bahwa hidup adalah sebuah pilihan. Dan aku pun punya kesempatan utk menjadi hebat seperti mereka, hanya saja aku memilih utk tidak mengambil kesempatan itu. Jadi, rasanya aku tak punya alasan utk berkecil hati. Apalagi menyesali segala keputusan yg telah ku ambil selama ini.
 
Aku memang pengen menikah, kalo bisa secepatnya. Tapi jika ada yg meragukan niatku hanya sebagai metafora dari alasan-alasan klasik tentang tekanan lingkungan dan desakan usia, aku rela utk mundur. Hanya utk membuktikan bahwa aku tak pernah main-main dgn idealismeku.
 
By: bianglala
As posted on www.MobineSSia.com

No comments: