Kemarin sore waktu saya mandi, terlintas sebuah pertanyaan di benak saya. "Siapakah wakil presiden Indonesia saat ini?". Tiba-tiba saya menghentikan ritual menggosok gigi saya yang biasanya lama, setelah berpikir beberapa detik bahkan sampai saat saya menulis blog inipun saya belum menemukan jawabannya. Murni saya berusaha menggali ingatan saya, teteup ndak ketemu, dan saya ndak mau mbuka gugel buat mencari tahu. Pantas saja saya dihujat "APATIS" oleh beberapa orang. Pada kenyataannya saya memang nda mau tahu sama urusan perpolitikan Indonesia. Paling cuma baca-baca dari twitter atau iklan yang muncul di pinggiran fesbuk dan link-link yang di share oleh teman-teman di newsfeed plus debat komen-komennya yang pada sotoy. Biasalah menjelang pemilu, pilkadal, pilcicak dst semua orang mendadak jadi Politik Genius! Woooo... Kebangeten memang saya, kalau nama wakil presiden sendiripun ndak tahu. Habisnya saya memang ndak milih sih, ndak pernah milih lebih tepatnya. Sejak usia saya 17 tahun sampai sekarang menginjak seperempat abad belum pernah sekalipun ikut yang namanya coblosan baik coblos ketua OSIS, ketua BEM, kepala daerah sampai pemilu raya presiden ituh. Selain saya ndak pernah dapat panggilan nyoblos walau punya KTP aslipun, kalaupun dapat saya juga ga bakalan nyoblos. Flash back jaman SMP, pemilihan ketua OSIS dilakukan via musyawarah mufakat abal-abal bukan coblosan. Jadi kalau kamu kenal baik sama guru bagian kesiswaan dan beliau suka kamu maka kemungkinan besar bakal dipilih. Lanjut ketika jaman SMA, coblosan diabsen!! Gila saya dipaksa nyoblos walau ndak minat, jadilah saya coblosin seluruh muka calon ketua OSIS dan merelakan tangan saya ditinta. Tahun ke dua SMA saya sudah muak, jadilah saya mencalonkan diri sebagai ketua OSIS *serius* tentu saja hanya penggembira karena sudah 100% yakin tidak akan terpilih *huaha* Begitu juga dengan jaman kuliah, apalah saya ndak tertarik dengan BEM. Saya sempat nyoblos (wajah semua kandidat) dan mendapatkan ucapan terimakasih berupa es krim setelahnya. Gara-gara hal tersebut saya disinisin sama para Golputers, katanya saya menjual ideologi kegolputan saya hanya dengan seconthong es krim! Walahhh mak jleb! Padahal saya gak nyoblos seseorang tapi semua kandidat. Saya cuma tergoda dengan es krim sahaja
karena saat itu emang panas pol sementara saya melihat teman-teman saya pada jilat-jilat es krim habis nyoblos *ngiler* Kembali ke politik Indonesia. Terus terang saya merasa muak kalau mikirin politik apalagi waktu kampanye. Semua mendadak baik. Sidak, bakti sosial, iklan tivi, gombaal tenan. Intinya pencitraan. Sudahlah siapa saja yang jadi presiden toh nantinya juga bakalan bagi-bagi kursi. Mana mikir mereka sama yang di bawah. Ujung-ujungnya ya begitu-begitu saja, studi banding ke luar negri, program ini itu, mbangun ini itu tapi pengemis makin banyak. Mengenai tokoh-tokoh baru, sama saja. Awalnya ntar dipuja-puja "wogh orangnya berwibawa, wogh orangnya sederhana dst" nanti sekian tahun lagi bakalan dihujat juga. Jadi ingat pilkada Jakarta kemarin yang amat heboh di sosmed, saya nggak suka om kumis dan saya juga muak ngelihat banyak orang memuja-muja om kotak-kotak sebagai calon hero baru dai golongan proletar pffftt... Saya sudah sering dicap sebagai seorang golput yang tidak akan memberikan perubahan pada negara. Saya sudah sering dinasehati bahwa golput bukan solusi dan dianjurkan lebih baik milih yang terbaik diantara yang terburuk terus disuruh berdoa pada akhirnya. Basi! Demikian besar rasa ke-eneg-an saya pada politik Indonesia mungkin yang membuat saya jadi ndak tau apa-apa. Barusan saya mikir lagi apa saja yang saya ndak bisa jawab. Ternyata bukan hanya nama wapres saja, tapi saya juga ndak tau tahun berapa the next pemilu kita, kapan sih terakhir pemilu, Sby sekarang uda menjabat berapa periode. Sungguh memprihatinkan warga negara seperti saya ini... Untung nggak pernah masuk Jhon Phantau *wakwak* Ngomong-ngomong siapa sih wapres kita saat ini? *serius* By: nanabrownies
As posted on www.MobineSSia.com
karena saat itu emang panas pol sementara saya melihat teman-teman saya pada jilat-jilat es krim habis nyoblos *ngiler* Kembali ke politik Indonesia. Terus terang saya merasa muak kalau mikirin politik apalagi waktu kampanye. Semua mendadak baik. Sidak, bakti sosial, iklan tivi, gombaal tenan. Intinya pencitraan. Sudahlah siapa saja yang jadi presiden toh nantinya juga bakalan bagi-bagi kursi. Mana mikir mereka sama yang di bawah. Ujung-ujungnya ya begitu-begitu saja, studi banding ke luar negri, program ini itu, mbangun ini itu tapi pengemis makin banyak. Mengenai tokoh-tokoh baru, sama saja. Awalnya ntar dipuja-puja "wogh orangnya berwibawa, wogh orangnya sederhana dst" nanti sekian tahun lagi bakalan dihujat juga. Jadi ingat pilkada Jakarta kemarin yang amat heboh di sosmed, saya nggak suka om kumis dan saya juga muak ngelihat banyak orang memuja-muja om kotak-kotak sebagai calon hero baru dai golongan proletar pffftt... Saya sudah sering dicap sebagai seorang golput yang tidak akan memberikan perubahan pada negara. Saya sudah sering dinasehati bahwa golput bukan solusi dan dianjurkan lebih baik milih yang terbaik diantara yang terburuk terus disuruh berdoa pada akhirnya. Basi! Demikian besar rasa ke-eneg-an saya pada politik Indonesia mungkin yang membuat saya jadi ndak tau apa-apa. Barusan saya mikir lagi apa saja yang saya ndak bisa jawab. Ternyata bukan hanya nama wapres saja, tapi saya juga ndak tau tahun berapa the next pemilu kita, kapan sih terakhir pemilu, Sby sekarang uda menjabat berapa periode. Sungguh memprihatinkan warga negara seperti saya ini... Untung nggak pernah masuk Jhon Phantau *wakwak* Ngomong-ngomong siapa sih wapres kita saat ini? *serius* By: nanabrownies
As posted on www.MobineSSia.com
No comments:
Post a Comment