Tuesday, June 2, 2015

Yang Kepadamu

Yang kepadamu kecenderungan hati
ini sempat menuju...

Aku pernah menyebut namamu dalam khidmad sujud, dalam bait yang
kulantun runtut. Sebab aku percaya bahwa hati kita sesungguhnya saling
terpaut, meski apa yang kita hadapi adalah masa depan berkabut dan kita
senantiasa meraba-raba mencari jalannya. Maka, namamulah satu-satunya penerang, arah kemana
langkahku pulang. Seperti rumah, tempat aku selalu kembali setelah letih berjuang. Bahkan hanya dengan mengingatmu saja aku sanggup berlari bagai pemburu sebab tak kuinginkan apapun kecuali cepat sampai ke hatimu.

Yang kepadamu bermuaranya segala kata...

Kamu tak perlu memahami kenapa bisa jutaan kata terangkai dari lisanku kemudian terbang ke langit
menjadi rindu, menjadi kepak kupu-kupu. Juga kata-kata yang lahir dari
jemari kemudian berlarian
mengumpulkan diri menjadi larikan cerita atau puisi. Saat itu, kata tak
butuh lagi pengakuan apakah ia sekedar sampah atau benar-benar bermakna. Mereka hidup dengan caranya sendiri. Bagiku, kamu adalah
hulu yang mengalirkan kata-kata sekaligus hilir tempatnya mereka bermuara. Ya, kamu adalah inspirasi.

Yang kepadamu, kutuliskan ini
sebagai risalah pengingat...

Menuliskanmu adalah keberanian untuk berkata jujur, tentang asa yang
harus dikubur. Bahwasanya mungkin
kamu hanyalah sejarah yang dipahatkan dalam kalamku dengan kata 'pernah'. Peristiwa tentangmu adalah tetirah kala aku mengenangkan dosa dan salah. Perasaan memang tak pernah
sederhana, ada yang tidak tuntas disampaikan oleh bahasa dan kata-kata. Ada luka saat melepas, namun
kemudian perasaan lega ketika sampai pada titik pasrah dan ikhlas.

Bukankah kita hebat, dua hati yang berpisah dalam kata sepakat sebab tak ingin menambah salah? Maka dipertemukan kembali sebagai apapun kelak; sahabat ataukah cinta, mari saling tersenyum dan melapangkan dada.

By: nanabrownies
As posted on http://MobineSSia.com

No comments:

Post a Comment