Saturday, June 6, 2015

Hai kak

#30HariMenulis
Hari 6 - Horor

Risa & Misa series ~

Judul: Hai kak..
Kategori: Horor~

-

Tepat sebelum ujian nasional, murid kelas XII akan dihibur dengan study tour atau steedy tour khusus dalam cerita ini. Entah apa yang dipikirkan pemerintah, mengapa sekarang malah berlibur dulu sebelum ujian?
Yang lebih aneh lagi, Misa yang masih kelas X boleh ikut dalam tour itu. Alesannya rahasia karna jika dibeberkan mungkin akan dicontoh oleh anak-anak lain. Tour tahun ini ke Jogja, kota para seniman dilahirkan.
"Udahlah, kak. Gak usah dipikirin, kamu kan gak bisa hidup tanpa aku." Ucap Misa menatap kakaknya yang duduk disebelahnya. Mukanya tampak lesu.
"Aku masih heran bagaimana kau bisa ikut.."
Perjalanan terasa begitu cepat, bus telah sampai di parkiran tak jauh dari moseum Dirgantara. Cukup mengecewakan karna murid-murid harus melepas penat karna jauhnya perjalanan dengan menikmati bangkai kapal bobrok yang sudah di cat ulang.
Risa dan Misa mulai turun dari bus. Mereka hanya membawa tas kecil yang berisi kamera dan beberapa alat yang tak bisa saya sebutkan.
"Jam 8:30.." keluh Risa tak percaya bahwa Jogja sudah begitu panas di jam segitu.
"Anak-anak! Jangan lupa pakai topi kalian!" teriak seorang guru sebelum memasuki moseum.
"Oi, Mi! Skip aja ntar kelamaan!" seru Misa kepada saya.
Eh? Njirrr :'v
Oke-oke -.-"
Tujuan tour berikutnya adalah Parang Tritis, pantai indah dengan ombak kuat. Menurut cerita pantai ini mistis dan sering menelan tumbal. Asal tidak macam-macam ya aman-aman saja, begitulah pendapat penduduk setempat.

Risa membisu menatap pohon kelapa sawit yang menari tertiup angin kencang di bukit dekat pantai. Angin disana begitu kencang. Sengkedan tampak rapi bagai anak tangga berkarpet hijau yang gemerlap terpantul sinar mentari siang itu. Keras ombak meraung dan pecah menghantam karang yang setajam pisau. Pikiran Risa kosong dan seolah ombak itu memanggilnya.
"Hai kak~"

Deg..

Risa terkejut sampai-sampai hampir melompat. Ternyata Misa yang dibelakangnya.
*dakk*
Tas Risa melayang ke kepala Misa.
"Aw, apaan sih?" Misa mengaduh mengelus kepalanya.
"Eh, tau aja kakak lagi haus." dengan cepat Risa merebut minuman dingin di tangan Misa.
"Lah, tiba-tiba mukul trus minumanku di ambil lagi." Misa keheranan melihat kakaknya sendiri.
"Berisik." sahut Risa singkat.
"Kok dari tadi bengong aja disini? Yok ke tempat temen-temen!" Ajak Misa.
"Umm.. Ayok!" Risa setuju dan mengikuti Misa.
Disisi lain pantai, ombak sedikit lebih tenang. Teman-teman sekelas Risa berkumpul disana. Pikiran Risa mulai terisi hal-hal menyenangkan yang bisa ia lakukan disitu.
Risa tak sengaja memperhatikan 2 orang temannya yang sedang berduaan di balik bebatuan besar dekat kerumunan itu.
Pikiran jail Risa mulai muncul. Ia memperhatikan sekitar mencoba mencari sesuatu. Dilihatnya Misa yang sedang membersihkan kuku jarinya. Oh ternyata bukan Misa yang ia lihat, melainkan gayung disebelahnya.
"Hai kak.." sapa Misa.
"Tumbenan bersihin kuku.." Tanya Risa alih-alih mengambil gayung diam-diam.
"Hmm.." Sahut Misa tak menoleh.
Setelah mendapat gayung, Risa segera ngacir melaksanakan rencana briliannya. Diliriknya 2 orang temannya di balik bebatuan besar tadi. Dan mereka masih disitu. Senyum jahat terbentuk dari bibir kering yang tipis itu. Ia mengambil air dan melemparnya ke balik bebatuan dari sisi sebaliknya.

*Cpraattt

Kyaaaa!!
Woi woiii

Risa tak bisa berhenti tertawa, entah mereka akan marah atau tidak yang penting niatnya hanya bercanda.
Kedua temannya itu mulai keluar disusul Misa yang juga kena siraman.
"Wahaahahaa.. :'D" Risa masih tertawa meski ketiga orang itu menatapnya dengan wajah kesal.
"Wahaa.. Ha.. Eh?" Risa tiba-tiba terdiam seribu bahasa.
"Misa? Kok Misa ada.. Trus yang tadi.."

*tuk..

Gayung Risa terjatuh saat ia melihat tak ada siapa-siapa di tempat ia mengambil gayung tadi. Tangannya gemetar. Misa berbicara padanya tapi Risa tak mendengar apapun. Dunia serasa termute, Risa mulai lunglai dan ambruk.
-
"Kau aneh sejak tadi pagi.."
"Entahlah.. Aku gak tau juga." Risa tampak murung memikirkan kejadian yang di alaminnya. Tour yang harusnya jadi semangat untuk menghadapi ujian nasional malah jadi seperti ini.

"Kak.."
"Hnn?"
"Bagaimana kakak tau kalo aku di belakang kakak waktu itu?" pertanyaan Misa terdengar aneh bagi Risa.
"Hah?" Risa mengingat-ingat.
"Di pantai tadi pas kakak ngelamun, aku padahal baru mau manggil eh kakak udah noleh duluan, pake mukul lagi."
Deg..
Risa ingat waktu itu.
"Loh, kan kamu yang manggil." protes Risa.
"Engga, justru aku aja kaget pas kakak tiba-tiba noleh."
"...." Risa terdiam, lalu merebahkan tubuhnya dengan pasrah di kursi bus dan mulai mencoba menenangkan pikiran. Tour itu menyedihkan, dan saat perjalanan pulang pun masih menyisakan kengerian.
Angan-angan itu membuatnya sulit untuk tidur. Tapi ia bersyukur lelahnya mengalahkan pikirannya dan ia pun terlelap.
Bus sampai di sekolah saat masih petang, tapi sudah ramai oleh rombongan pedagang yang berbondong ke pasar menjajakan dagangannya.
Tidur di kursi bus sama sekali tak menambah tenaga dan malahan makin ngilu. Dengan enggan Risa turun dari bus dan langsung ambruk di bangku taman. Misa juga sedari tadi tak bicara.
"Istirahat bentar, baru pulang." Risa bersandar di bahu Misa. Mereka berdua sama-sama tampak kehabisan tenaga.
Tiba-tiba ponsel Risa berdering. Disitu terdapat pesan masuk bahwa Misa pulang duluan.

serr...

Ponsel Risa terjatuh, bibirnya gemetar. Lalu suara dingin serasa merobek telinganya.

"Hai kak..."


HYAAAAAAAAAAA!!!!!!!

TAMAT!

By: omi
As posted on http://MobineSSia.com

No comments:

Post a Comment