Menyunting rembulan
di pelataran malam
aku memanjakan hati
berbalut embun yang sejak kemarin menemani kemuning yang basah karena hujan mulai berkerut menunggu layu dan jatuh ku pernah berjalan
melihat drama tak berkesudahan
sementara diri ini
tersesat oleh permainan aksara yang bersulam benang hitam duka peran ku menjadi asing
kadang kadang aku tertunduk beberapa menit di sela sela bisingnya kota kecil sejak saat itu
aku sering berlari,
hingga di suatu hari
seseorang berkata aku seperti bocah kecil anak kelas 3 SD,
tapi kini aku merasa sekarang seperti anak kucing sebatang kara
berjalan tertatih di derasnya hujan lantas dimanakah
aku harus berteduh? By: nayfa
As posted on www.MobineSSia.com
di pelataran malam
aku memanjakan hati
berbalut embun yang sejak kemarin menemani kemuning yang basah karena hujan mulai berkerut menunggu layu dan jatuh ku pernah berjalan
melihat drama tak berkesudahan
sementara diri ini
tersesat oleh permainan aksara yang bersulam benang hitam duka peran ku menjadi asing
kadang kadang aku tertunduk beberapa menit di sela sela bisingnya kota kecil sejak saat itu
aku sering berlari,
hingga di suatu hari
seseorang berkata aku seperti bocah kecil anak kelas 3 SD,
tapi kini aku merasa sekarang seperti anak kucing sebatang kara
berjalan tertatih di derasnya hujan lantas dimanakah
aku harus berteduh? By: nayfa
As posted on www.MobineSSia.com
No comments:
Post a Comment