Aku ingin menangis, Emak.
Menumpahkah riuh kelabu yg terkumpul berwaktu - waktu.
Ikhlas itu perkara rumit tuk ku leburkan dalam tiap bahasa jiwa dan gerak tubuh.
Hatiku masih takluk, Emak.
Masih takluk pada keinginan yg bersemayam diatas harap. Aku menangis, Emak.
Dekap aku meski kita berjarakan 'ketidaktahuan'mu,
tapi engkau pasti mengerti pd gurat sendu yg mengambang pd mata ini.. Kembali lagi aku pd titik terendah,
kalah pada rasa sedih..
Sapa lembut angin terasa badai yg menghuyung.
Berubahkan inderaku dalam mengenali rasa?
Aku tak bisa menyeka kering airmata, emak.
Kelapangan dada entah sejak kapan penuh sesak... Raih kejatuhanku, Emak.
Jangan biarkan pekat menyirnakan yg sebenarnya aku
jangan.... ... By: zelika
As posted on www.MobineSSia.com
Menumpahkah riuh kelabu yg terkumpul berwaktu - waktu.
Ikhlas itu perkara rumit tuk ku leburkan dalam tiap bahasa jiwa dan gerak tubuh.
Hatiku masih takluk, Emak.
Masih takluk pada keinginan yg bersemayam diatas harap. Aku menangis, Emak.
Dekap aku meski kita berjarakan 'ketidaktahuan'mu,
tapi engkau pasti mengerti pd gurat sendu yg mengambang pd mata ini.. Kembali lagi aku pd titik terendah,
kalah pada rasa sedih..
Sapa lembut angin terasa badai yg menghuyung.
Berubahkan inderaku dalam mengenali rasa?
Aku tak bisa menyeka kering airmata, emak.
Kelapangan dada entah sejak kapan penuh sesak... Raih kejatuhanku, Emak.
Jangan biarkan pekat menyirnakan yg sebenarnya aku
jangan.... ... By: zelika
As posted on www.MobineSSia.com
No comments:
Post a Comment