Saturday, January 31, 2009

Ungkapan haTi


30 januari 2009.
Sayang ku Tercinta,
 
Aku sangat merindukanmu. Aku selalu merindukanmu. Tapi hari ini kerinduanku melebihi biasanya, karena aku mendengar laut bernyanyi, dan lagunya adalah tentang kehidupan yang pernah kita jalani bersama. Saat menulis surat ini, aku hampir-hampir bisa merasakan kehadiranmu di sampingku. Bisa tercium olehku keharuman maskulin yang selalu mengingatkanku padamu. Tapi pada saat ini, semua itu tidak memberikan kesenangan padaku. Kau tidak mengunjungiku sesering biasanya, dan kadang aku merasa seakan sebagian diriku memudar perlahan-lahan. Tapi aku masih menc0ba. Kala sendirian di malam hari, aku memanggilmu, dan setiap kali, pada kepedihanku yang paling dalam, kau seolah dapat menemukan cara kembali padaku. Kemarin malam, dalam mimpiku, aku melihatmu di seberang pantai itu. Aku menghampiri, berhenti di dekatmu dan kau meraihku ke dalam pelukanmu. Aku sangat merindukan saat-saat ini. Aku hidup untuk ini. Aku ada di sini untuk mencintaimu, untuk bersamamu. Aku ada di sini untuk belajar darimu dan untuk merasakan balasan cintamu. Aku ada di sini karena tak ada tempat lain lagi bagiku. Tapi kemudian, kabut mulai turun sementara kita berdiri berdekatan. Kabut dari jauh yg muncul dari cakrawala. Aku semakin cemas ketika kabut itu mendekat, merayap perlahan-lahan, menyelimuti sekeliling kita, kabut itu menutupi segalanya, sehinga yang tersisa hanyalah kita berdua. Aku tercekat dan mataku basah oleh air mata, sebab aku tahu kau mesti pergi. Aku tak sanggup melupakan tatapanmu. Aku bisa merasakan kesedihanmu, dan kesepianku sendiri, juga kepedihan yang semakin memuncak di hatiku, saat kau melepaskan pelukanmu. Lalu kau merentangkan kedua lenganmu dan mundur ke dalam kabut itu, sebab di situlah tempatmu. Tapi aku tak bisa mengikutimu. Aku ingin pergi bersamamu, tapi kau gelengkan kepala, sebab kita sama-sama tahu bahwa itu tak mungkin. Dengan hati hancur kupandangi sosokmu yang kian samar. Sekuat tenaga aku berusaha mengingat segala sesuatu tentang saat-saat ini, segala sesuatu tentang dirimu. Tapi selalu dengan sangat cepat sosokmu lenyap dan kabut itu bergulung kembali ke tempatnya yang jauh di sana. Aku tinggal seorang diri di sini, dan aku pun menundukkan kepala, menangis dan terus menangis dan terus menangis, tak peduli apa kata orang. Hingga aku terbangun, dan terjaga dari mimpiku...Yang terasa hanya air mata yang tetap dan masih mengalir dari mataku membasahi pipiku..
 
By: mitsuko
As posted on www.MobineSSia.com

No comments:

Post a Comment